Kamis, 03 Maret 2016

Sialan

Entah harus dengan kata apa harus aku mulai cerita ini. Untuk saat ini aku sedang tidak sedang suka berbasa-basi, jadi aku langsung saja.
Aku memiliki pacar dan aku jatuh cinta dengan teman smp ku. Beberapa hal yang membuat ku yakin karena hal ini bukan berlangsung dalam hitungan bulan tapi telah berjalan selama hampir dua tahun.
Aku tahu sebenarnya ini sangat salah, salah pada waktu, kondisi, dan posisi.
Walaupun aku salah, tapi siapa yang dapat menyalahkanku? Aku di ciptakan pencipta dengan berbagai emosi dan rasa? Apa salah aku jatuh cinta dengan lain wanita? Salah jika aku jujur dengan perasaan sendiri? Dan sejak kapan jujur menjadi sebuah kesalahan?
Ini bukan pembelaan, aku hanya sekedar menyampaikan apa yang ada dalam pikiran ku secara jujur dengan cara pengecut. Ya pengecut, hanya pengecut yang menyampaikan perasaannya lewat sebuah postingan blog.
Kenapa ini bisa terjadi? Ya, setiap perbuatan memiliki alasan. Dengan pasanganku sekarang aku hanya merasa bersalah jika aku meninggalkannya. Untuk hubungan yang berlangsung sekitar setahun setengah merealisasikan kata putus itu sangat sulit. Entahlah aku malas menjelaskannya, sudah cukup aku jadi pengecut dengan tulisan ini aku tak ingin banyak beralasan lagi.
Untuk teman smp ku, aku jatuh hati karena entah dengan alasan apa dia terus ada saat aku dalam keadaan yang benar-benar terpuruk, bukan pacarku yang ada di sampingku, tapi dia. Ketika sedih, ketika marah, senang, segalanya. Dia, cuma dengan dia aku merasa nyaman meluapkan segalanya, bukan pacarku. Aku selalu bisa jadi diriku, aku bisa melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.
Cukup egois bukan? Ya, aku sangat egois.
Sedikit perumpamaan, bagaimana aku bisa membiarkan kapal lain masuk ke dermaga kecilku ketika aku tak bisa menyingkirkan kapal lama yang telah karam masih menghalangi jalannya.
Butuh usaha ekstra untuk membuangnya jauh, walaupun kau sangat ingin menyingkirkannya itu bukan hal yang dapat di lakukan dengan mudah.
Posisi sialan macam apa yang sedang aku hadapi sekarang, ini menyebalkan.
Kau telah mengungkapkan perasaan masing-masing dan masalah terbesar adalah kau masih memiliki pacar yang tak bisa kau lepaskan karena banyak hal yang membuatmu luluh.
Yang lebih sialan kalian saling menjawab perasaan masing-masing dengan jawaban yang sama.
Kami bukan sepasang sepatu seperti lagu dari salah satu penyanyi brengsek tanah air. Kami sepatu yang masuk dalam karung bal berbeda dan di kirim ke negara berbeda. Entah dengan cara apa kami harus bertemu dan melengkapi satu sama lain.
Ini bukan lebay, alay atau sebangsanya. Setidaknya aku cukup berani mengungkapkan pikiranku walaupun hanya lewat tulisan.
Ya, terserahlah. Aku sudah meluapkannya. Aku puas, tapi ini belum cukup. Suatu saat pasti akan aku sampaikan secara lisan.
Ya, suatu saat.....